Engkau ajukan pertanyaan:
mengapa fikiranmu bersimpang siur
mengapa dukacita tidak terlepas
daripadamu.
Wahai Pelindung diriku
apabila aku mendatangi Mu dengan
diriku
aku kecundang
fikiranku tidak bisa menjurus
jiwaku tidak bias tenang
keraguan tidak terpisah dari diriku.
Pengalaman ini membuatku
mengerti
mengenali Mu bukanlah dengan
diriku
pengenalan Mu adalah dengan Diri
Mu.
Cahaya Mu yang menyatukan segala
fikiran
cahaya Mu yang membakar segala
kerisauan.
Daku bukakan hatiku sambil
memohon:
wahai ar-Rahman!
penuhilah hatiku dengan cahaya Mu
tanpa cahaya Mu mana mungkin
daku melihat Mu.
Total Tayangan Halaman
Category
- aku (15)
- catatan teman (32)
- kahlil gibran (5)
- korban cinta (2)
- maron probolinggo (1)
- puisi cinta (26)
- sufi (22)
tentang saya
Rabu, 27 Oktober 2010
jalaludin rumi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komen:
Posting Komentar